Kamis, 18 Agustus 2011

BERBUSANA MUSLIM DI BANGKODIR


Kota Bangil selain terkenal dengan sebutan kota santri juga terkenal dengan sebutan kota bordir. Alhasil kota ini lebih dikenal dengan sebutan Bangkodir (Bangil Kota Bordir). Kota bordir ini terkenal sejak Pemerintah Kabupaten Pasuruan mencanangkannya pada 11 September 2005 lalu, sekaligus mendapatkan Rekor MURI dengan Fashion Show (Fashion on the Street) sepanjang 1 kilometer.

Setelah mendapat julukan sebagai Bangkodir, ratusan industri rumah tangga bordir pun semakin terperdayakan. Bahkan tak jarang dari mereka telah merambah ke pasar mancanegara. Seperti halnya rumah industri bordir bernama Faiza Bordir, sejak berdiri tahun 1997 ini usaha ini semakin berkembang.

Meski permintaan cukup tinggi di mancanegara, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura, namun usaha bordir ini lebih memilih pasar lokal. Hal ini disebabkan karena rumitnya proses ekpor ke mancanegara.
"Dulu tahun 2003 pernah ekspor tapi udah nggak lagi. Setelah dihitungi-hitung kok untungnya tipis buat nutupin biaya produksi. Apalagi setelah muncul masalah politik Indonesia dengan Malasyia dulu, itu kita jadi kurang nyaman. Kalau lokal aja keteteran kenapa harus ekspor?," ujar pemilik Faiza Bordir, Fais Yunianti, saat ditemui liputan6.com, Bangil, Surabay.
Selain terkenal dengan motif dan kualitasnya, Faiza Bordir ini juga terkenal memiliki harga yang relatif murah. Tak heran jika menjelang ramadhan, jumlah permintaan naik dua kali lipat dari hari-hari biasanya.

"Kita gak pernah kasih harga di atas harga biasanya. Kita lebih ke kuantitas, untung dikit tapi banyak, tapi dengan kualitas yang bagus. Kalau murah kan udah banyak, tapi kalau kualitas bagus harga murah kan jarang," ujar perempuan yang akrab disapa Faiza ini.

Yang terpenting, kata Faiza, keberlangsungan para buruh pekerjanya dapat terus melangsungkan pekerjaanya dengan upah yang layak. "Itu menurut saya sudah cukup bagi saya."

Untuk permintaan terbanyak umumnya dari wilayah Jawa Timur dan Jakarta, seperti Surabaya, Malang, Tulung Agung dan Yogyakarta. Banyaknya permintaan tersebut, mamacu Fauzia untuk membuat motif yang baru yang tentunya banyak diminati pasar.

"Kita seminggu biasanya bisa dua sampai tiga kali permintaan dari luar kota dengan motif yang berbeda-beda. Misalnya untuk pesanan seribu bisa 10 motif. Jadi sudah ribuan motif hasil karya saya. Kebetulan yang desain kan saya sendiri," jelasnya.

Produk bordir yang telah dihasilkan ada beberapa macam, di antaranya kebaya, jilbab, busana muslim biasa, blues dan baju koko. Untuk harganya kisarannya pun tergolong relatif murah. Misalnya saja untuk kebaya dari mulai harga Rp 250 ribu hingga Rp 1 juta, jilbab Rp 25 ribu hingga Rp180 ribu, busana muslim biasa Rp 150 ribu hingga di atas Rp 1 juta, busana muslim blus Rp 175 ribu hingga Rp 250 ribu dan baju koko Rp 75 ribu hingga Rp 550 ribu.

Bagi Anda yang ingin berwisata ke Bangkodir, Anda bisa melihat proses produksinya. Di sini Anda juga dapat melihat berbagai produk-produk usaha yang mengkerjakan 40 orang ini, karena di sini pula telah tersedia butik yang cukup besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar